Monday, December 19, 2016

Pengertian, Tanda-tanda dan Gejala, dan Faktor yang menyebabkan Mata Minus

PENGERTIAN

Pengertian, Tanda-tanda dan Gejala, dan Faktor yang menyebabkan Mata Minus


Rabun Jauh, atau biasa dikenal Mata Minus dan Miopi (Miopia) adalah kondisi mata dimana cahaya tidak fokus tepat di retina, melainkan di depan retina. Hal ini menyebabkan mata tidak mampu melihat objek atau benda dengan jarak yang terlalu jauh, namun untuk melihat objek / benda yang berada jaraknya dekat akan terlihat jelas. Kejala lain dari mata minus mungkin termasuk sakit kepala dan ketegangan mata. Rabun Jauh / Mata Minus / Miopia yang parah akan meningkatkan Retina Detachment, Katarak, dan Glaucoma.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya Mata Minus / Miopia yaitu kombinasi antara faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor Resiko termasuk melakukan pekerjaan yang melibatkan atau memerlukan fokus mata pada objek yang terlalu dekat, menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan, dan riwayat kondisi keluarga.

Terdapat beberapa bukti percobaan bahwa Mata Minus pada anak-anak dapat dicegah dengan cara menghabiskan waktu lebih lama di luar ruangan dibandingkan di dalam ruangan, seperti bersepeda, bermain di taman, sepak bola dan lain-lain. Hal ini mungkin berkaitan dengan paparan cahaya alami yang ada di luar ruangan. Mata Minus dapat disembuhkan dengan menggunakan kacamata, lensa kontak / softlens, atau dengan cara Operasi Mata. Dari beberapa opsi / pilihan diatas, menggunakan kacamata merupakan cara menyembuhkan mata minus yang paling mudah dan aman. Lensa kontak / softlens dapat memberikan bidang pengelihatan yang lebih lebar, namun dengan menggunakan lensa kontak akan meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi pada mata. Dan dengan Operasi Mata dapat mengubah secara permanen bentuk kornea.

Mata Minus adalah masalah / penyakit mata yang paling umum dan sering terjadi, diperkirakan lebih dari 1,5 milyar Orang (22% dari populasi manusia di seluruh dunia) menderita Mata Minus / Miopia, dengan rata-rata penderita yang berbeda di tiap negara. Rata-rata 15% sampai 49% orang dewasa mengalaminya, dengan perbandingan Laki-laki dengan Perembuan yang seimbang / sama. Rata-rata anak-anak yang menderita Rabun Jauh antara lain 1.2% dari pedesaan Nepal, 4% dari Afrika Selatan, 12% dari Amerika, dan 37% dari sebagian besar wilayah / kota di Cina. Jumlah penderita Mata Minus didunia meningkat sejak tahun 1950. Mata minus yang tidak ditangani merupakan penyebab paling umum kehilangan pengelihatan secara global seperti Katarak, Degenerasi Makula, dan kekurangan Vitamin A.

TANDA dan GEJALA

Mata Minus ditandai dengan jarak pengelihatan yang kabur, akan tetapi secara umum pengelihatan jarak dekat masih terasa bagus dan normal. Pada Mata minus yang tinggi, untuk melihat objek / benda dengan jelas, objek harus sangat dekat dengan mata, dan orang yang menderita mata minus yang tinggi tidak akan bisa membaca tanpa kacamata yang sudah di setel untuknya. Pada pemeriksaan funduskopi mata, saraf optik akan tampak miring dan daerah sclera putih bisa dilihat di sebelah lapisan dengan garis hiperpigmentasi yang memisahkan daerah ini dari retina normal. Makula akan memiliki beberapa perubahan pigmen retina dan kadang-kadang akan memiliki perdarahan subretinal. Retina pada penderita Mata Minus akan terlihat tipis dan keseluruhan dari pinggiran mungkin menunjukkan lubang retina dan kisi degenerasi. Selain itu, orang dengan Mata Minus mungkin saja neovaskularisasi koroid akan berkembang di makula matanya.


PENYEBAB

Pengertian, Tanda-tanda dan Gejala, dan Faktor yang menyebabkan Mata Minus

Sejak 2012, penelitian yang dilakukan tidak menemukan bukti yang kuat untuk peyebab apapun, walaupun banyak teori yang sudah diikreditaskan. Karena seseorang dengan kembarannya atau kerabatnya cenderung mengalami Mata Minus pada kondisi yang sama, mungkin saja Mata Minus terjadi karena faktor hereditas atau keturunan, akan tetapi Mata Minus atau Miopia yang semakin hari semakin meningkat pesat di seluruh dunia, faktor lingkunganlah yang menjadi penyebab penting terjadinya Mata Minus.

- Hipotesis "Near Work"
Menghabiskan lebih banyak waktu untuk melakukan pekerjaan yang memerlukan pengelihatan jarak dekat akan mengakibatkan ketegangan mata dan dapat meningkatkan resiko terkena Miopi atau Mata Minus.

- Hipotesis "Visual Stimuli"
Seseorang yang lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam ruangan yang suplai cahayanya kurang, cenderung akan mudah terkena Mata Minus. Hal ini karena mata jarang terkena rangsangan cahaya terutama cahaya alami seperti cahaya matahari.

- Faktor lain
Dalam sebuah penelitian, faktor hereditas atau faktor keturunan merupakan faktor yang paling penting terkait dengan terjadinya Mata Minus atau Miopia. Penelitian yang dilakukan oleh ilmuan University Of Cambridge mengemukakan bahwa kurangnya bermain di luar ruangan bisa dikaitkan dengan terjadinya Mata Minus. Ciri-ciri lainnya, seperti sistem nilai, prestasi sekolah, waktu yang dihabiskan dalam membaca untuk kesenangan, kemampuan bahasa, dan waktu yang dihabiskan dalam kegiatan olahraga semua berkorelasi dengan terjadinya miopia / Mata Minus.

No comments:

Post a Comment